Full believe plan of Allah SWT

Cinta

"CINTA"

Apa Itu
"CINTA"


Cinta menurutku adalah
Keinginan seseorang untuk memiliki, menjaga dan melindungi lawan jenis, atau orang terkasihnya...., sangat simple(sederhana)

 
Pengertian Cinta dalam Islam


 
1. Al-Mahabbah (kasih sayang)


Dikatakan bahwa makna asalnya adalah Ash-Shafaa’ yang berarti jenih atau bening. Karena orang-orang Arab mengatakan Ash-Shafaa’ (bening) ini untuk gigi yang putih dan bersih. Ada juga yang mengartikan bahwa kata Al-Mahabbah diambil dari kata Al-Habab yang berarti meluapnya air setelah turun hujan yang sangat deras. Dari sini, dapat sdisimpulkan bahwa kata Al-Mahabbah berarti luapatan dan kejolak hati ketika dirundung kerinduan untuk bertemu dengan orang yang dicintainya. Dikatakan juga bahwa ia berarti ketenangan dan keteguhan, seperti unta tenang dan tidak mau bangkit kembali setelah menderum. Sebagaimana perkataan seorang penyair:
Satu cambukan mengenai unta
Cambukan tatkala ia menderum


Ada juga yang mengartikan bahwa kata Al-Mahabbah berarti inti sesuatu, bijinya dan asalnya. Karena biji itu merupakan asal tumbuh-tumbuhan dan pepohonan. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa kata Al-Mahabbah berarti sebuah wadah yang luas untuk mencapur sesuatu yang memuat banyak, di mana hati orang yang mencinta tidak mempunyai tempat yang lapang kecuali pada orang yang dicintainya.  
Pendapat manusia tentang batasan makna kata Al-Mahabbah (kasih sayang)
Manusia memiliki banyak pendapat tentang batasan makna kata Al-Mahabbah ini, diantaranya yaitu:
a. Al-Mahabbah adalah kecenderungan yang terus menerus dengan hati yang meluap-luap;
b. Al-Mahabbah ialah mendahulukan kepentingan orang yang dicintai daripada kepentingan lain yang ada disekitarnya;
c. Al-Mahabbah adalah menaati orang yang dicintai, baik yang dicintai itu ada disampingnya atau tidak;
d. Al-Mahabbah adalah keinginan yang tidak berkurang karena kekeringan dan tidak bertambah karena basah;
e. Al-Mahabbah adalah menjaga batas. Jadi tidak benar orang yang mengaku mencintai namun dia melanggar batas;

f. Al-Mahabbah adalah tenang tapi gelisah dan tidak tenang kecuali bila bersama orang yang dicintainya, maka hati akan tenang dan tidak gelisah bila berada di sisi sang kekasih. Inilah makna dari perkataan mereka, bahwa Al-Mahabbah itu adalah kegelisahan hati secara terus-menerus karena memikirkan sang kekasih dan spontanitas akan menjadi tenang bila telah bersanding dengannya;
g. Al-Mahabbah berarti terus-menerus mendampingi sang kekasih. Seperti dikatakan dalam sebuah sya’ir:
Aku merasa aneh terhadap diriku, karena aku mencintai mereka;
Kutanya setiap orang yang berlalu, padahal mereka bersanding bersamaku;
Mataku terus mencari mereka, padahal mereka tetap ditempatnya;
Hatiku terus dirundung rindu, padahal mereka ada di antara tulang igaku.

2. Al-Alâqah (cinta, hubungan, segumpal darah)


Al-Alâqah
disebut juga dengan Al-‘Alaq, seperti kata Al-Falaq dan itu merupakan salah satu dari nama cinta. Al-Jauhari berkata, “Al-‘Alaq disebut juga dengan Al-Hawa yang berarti nafsu. Seperti dikatakan, “Pandangan yang dipenuhi nafsu”.
Seorang penyair berkata:
Ku ingin bersabar menghadapi dirimu;
Tapi nafsu yang terpendam lama menghalangiku.


3. Al-Hawâ (hasrat, nafsu, keinginan)


Al-Hawâ adalah kecenderungan jiwa kepada sesuatu. Asal katanya adalah hawiya-yahwa-hawan, seperti bentuk amiya-ya`ma-`aman. Sedangkan arti dari kata hawa-yahwi adalah jatuh, masdarnya adalah al-huwiyyu. Disebut al-hawâ, karena ada hasrat dan keinginan terhadap orang yang dicintai. Sebagaimana dikatakan oleh seorang penyair:
Yang berhasrat merebut hati telah bosan;
Lalu hasratmu dicipta seperti yang engkau inginkan.
Jika dikatakan, “Inilah hasrat Fulan dan Fulanah menjadi hasrat Fulan”. Artinya, Fulanah menjadi orang yang diinginkan oleh si Fulan dan orang yang dicintainya. Namun, istilah al-hawâ ini sering kali dikonotasikan untuk istilah cinta yang tercela. Seperti firman Allah dalam Q.S. An-Nazi’at: 40-41 yang artinya:

“Dan adapun orang-orang yang taku kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya”.
Cinta disebut dengan istilah Al-Hawâ, karena cinta menjadi nafsu dan hasrat bagi orang yang memilikinya. Namun, adakalanya al-Hawâ juga digunakan untuk cinta yang terpuji sekalipun dengan batasan tertentu. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:


“Tidaklah salah seorang di antara kalian beriman sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang kubawa” (Hadits ini dikeluarkan oleh Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah nomor 15 dan Al-Bahawi dalam Syarh As-Sunnah, 1/12 dan sanadnya dha’if).

4. Ash-Shabwah (kerinduan)


Ash-Shabwah atau Ash-Shabâ yang berarti kerinduan adalah salah satu dari nama cinta. Asal kata Ash-Shabwah bermakna condong. Sebagaimana dikatakan “shabâ ilâ kadza” artinya ia condong kepada sesuatu. Cinta disebut dengan istilah Ash-Shabwah karena pelakunya condong kepada wanita yang bersifat kekanak-kanakan. Bentuk jamak dari kata Ash-Shabwah adalah Shabâyâ, seperti Mathâyâ yang berasal dari kata Mathiyyah. Sedangkan At-Tashâbî berarti saling condong.

5. Ash-Shababah (kerinduan yang halus)

Dalam kitab “Ash-Shahhah” disebutkan bahwa Ash-Shababah berarti kerinduan yang halus atau kerinduan yang membara. Seperti dikatakan “Rajulun shabbun” yang artinya orang yang rindu dendam.


6. Asy-Syaghafu (cinta yang mendalam)

Asy-Syaghafu berarti cinta yang mendalam merupakan salah satu dari nama cinta. Allah berfirman dalam Q.S. Yusuf: 30 yang artinya:
“Sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu sangat mendalam”.

Al-Jauhari dan yang lainnya berkata, “ Asy-Syaghaf” bermakna lapisan yang membungkus hati, yaitu kulit yang berada diluarnya seperti pembungkusnya”. Dikatakan “Syaghafahul Hubbu” berarti cinta yang sampai pada kulitnya saking dalamnya.

7. Asy-Sya’afu (cinta yang membawa penderitaan)

Dalam ash-Shahhah disebutkan sya’afahul hubbu berarti cinta itu membakar hatinya. Abu Zaid berkata, “cinta itu membuat hatinya sakit dan menderita”.


8. Al-Miqatu (cinta)

Al-Miqatu berasal dari kata wamiqa-yamiqu yang berarti cinta.


9. Al-Wajdu (cinta yang disertai rasa sedih)

Al-Wajdu berarti cinta yang senantiasa disertai perasaan sedih. Kebanyakan kata al-wajdu digunakan untuk menyebutkan perasaan sedih.


10. At-Tatayyum (penghambaan)

At-Tatayyum memiliki arti penghambaan. Dalam kitab Ash-Shahhah disebutkan “Taymullah” berarti hamba Allah. Jika dikatakan “Tayammahul Hubbu” berarti ia diperbudak dan diperhamba oleh cintanya. Makanya, orang disebut Mutayyimun yang artinya diperbudak cinta.


 

Istilah-istilah Cinta dalam Islam




1. Al-Wahalu (takut, gemetar)

Asal kata Al-Wahalu memiliki arti rasa takut dan gemetar. Kata Al-Wahalu dijadikan salah satu dari istilah cinta karena cinta senantiasa dibayangi perasaan rasa takut.
Kebanyakan manusia ketika melihat orang-orang yang dicintainya maka berubahlah rona wajahnya dan menjadi gemetar. Jika ditanya mengapa hal itu bisa terjadi? Maka di antara mereka tidak yang mengetahui penyebabnya. Namun ada yang mengatakan, penyebabnya adalah bahwa kecantikan adalah penguasa bagi hatinya, sehingga jika cinta itu datang maka gemetarlah hati terhadap penguasanya. Sebagaimana seorang raja yang gemetar ketika ia menguasai rakyatnya. Maka kecantikan adalah penguasa bagi hatinya, dan raja adalah penguasa bagi rakyatnya. Jika kemampuan menguasai diri manusia bisa menggetarkan, maka bagaimana dengan kekuasaan yang lebih besar dari itu?

2. Asy-Syajnu (membutuhkan)

Asy-Syajnu
adalah salah satu dari istilah-istilah cinta. Asy-Syajnu berarti membutuhkan dalam keadaan seperti apapun. Dan kebutuhan orang yang mencintai sangat besar terhadap orang yang dicintainya.

3. Al-Lâ’ij (hangus, terbakar)

Kata Al-Lâ’ij merupakan isim fa’il dari kata la’aja. Bila dikatakan la’ajahudl dlarbu maka berarti pukulan itu menjadikan tubuhnya sakit, atau membuat kulitnya menjadi hangus (lembam). Cinta diberi istilah dengan kata Al-Lâ’ij karena cinta dapat membakar hati seseorang.

4. Al-Ikti’âb (merana karena sedih)

Al-Ikti’âb
memiliki arti keadaan yang buruk atau merana yang disebabkan rasa sedih.
Cinta disebut dengan istilah Al-Ikti’âb, karena seseorang bisa merana karena cinta dan orang yang dicintainya menghilang, sehingga di antara mereka berdua dalam keadaan yang memilukan.

5. Al-Washbu (derita cinta)

Al-Washbu
bermakna derita cinta atau kepedihan cinta, karena asal makna dari kata Al-Washbu adalah sakit atau pedih.

6. Al-Haznu (kesedihan)


Kata Al-Haznu telah dianggap menjadi salah satu dari istilah cinta. Walaupun sebenarnya kata Al-Haznu tidak termasuk dari istilah-istilah cinta, ia hanya merupakan sebuah keadaan yang menimpa orang-orang yang mencintai. Dengan kata lain, kesedihan merupakan akibat dari hal-hal yang tidak disukai, yaitu menyelisihi sesuatu yang ia senangi. Hal ini disebabkan karena cinta tidak terlepas dari hal-hal yang tidak disenangi oleh hati orang yang mencintai, maka kesedihan merupakan kelaziman dari sebuah cinta.

7. Al-Kamadu (kesedihan yang terpendam di dalam hati)


Al-Kamadu berkaitan dengan erat dengan hukum-hukum cinta. Walaupun pada hakekatnya kata ini bukan merupakan istilah-istilah cinta. Namun bagi orang-orang yang berbicara tentang cinta tidak membedakan antara nama-nama, kelaziman dan hukum-hukum cinta. Dan kata Al-Kamadu memiliki arti kesedihan yang terpendam atau tersembunyi.

8. Al-Ladz’u (terbakar api)

Kata Al-Ladz’u juga termasuk dari hukum-hukum cinta. Makna asal dari kata Al-Ladz’u adalah tersambar (terbakar) api.

9. Al-Huraqu (gejala cinta)

Al-Huraqu
merupakan pengaruh dan gejala-gejala cinta. Kata Al-Hurqah terkadang dipakai dalam istilah cinta, sebagaimana perkataan mereka:
“Engkau tidak memiliki pengaruh dalam urusan ini”Kata Al-Huraqu terkadang juga dipakai dalam istilah marah.

10. As-Suhdu (sulit tidur)

 As-Suhdu juga merupakan gejala-gejala cinta dan kelazimannya. Kata As-Suhâd berarti sulit tidur atau sedikit tidur.